Bunyi petir menyambar, hujan turun rintik-rintik dan kemudian makin deras. Shilla pun ketakutan dan memeluk Raka semakin erat.
Raka :"Jangan takut, aku ada disini" (menenangkan Shilla yang masih ada dalam pelukannya). "Ayo pulang, aku takut kamu sakit." (lanjutannya dengan nada khawatir)
Shilla :"Engga ah. Aku masih betah berada disini. Bersamamu.." (elak Shilla)
Raka :"Tapi..."
Shilla :"Raka, aku masih ingin berada disini. Aku ngga peduli aku sakit atau apapun itu aku tetep ngga peduli. Aku maunya sama kamu! Aku takut kalau besok kita udah ngga bersama lagi.."
Raka :"Aku akan tetap bersamamu, tenanglah."
Shilla :"Te.. Terima kasih.." (bibir Shilla bergetar, pertanda ia mulai kedinginan)
Raka :"Sudah malam, ayo kita pulang."
Shilla :"Ngga mau" (Shilla kembali menolak)
Raka :"Ayo, pulang bersamaku, aku ngga mau ngeliat kamu sakit." (bujuk Raka)
Shilla :"Aku ng.."
Raka :"Sudah, ayo pulang." (potong Raka, ia langsung menarik tangan Shilla dan mengantarnya pulang ke rumah)
Sesampainya dirumah..
Raka :"Assalamu'alikum!!" (Raka memencet bel yang ada di rumah Shilla. Sesekali tangannya mengetuk pintu dengan agak keras)
Ibu Shilla :"Iya wa'alaikumsalam." (Ibu Shilla segera membuka pintu. Dilihatnya Raka dan anak semata wayangnya sedang basah kuyup)
Shilla :"Mamah.." (sapa Shilla dengan wajah yang pucat pasi)
Ibu Shilla :"Sayang, kamu kenapa nak? Kenapa sampai basah kuyup begitu? Raka, kenapa kamu ngga jagain Shilla?" (tanya Ibu Shilla, sorot matanya memandang tajam ke arah Raka)
Shilla :"Bukan salah Raka, mah.. Aku sendiri kok yang pengen hujan-hujanan. Ini kemauan aku sendiri, mah.. Sudah lama aku ngga bermain dalam hujan. Jadi, jangan salahin Raka, mah.." (ucap Shilla dengan memohon)
Ibu Shilla menatap Shilla anak gadisnya itu, kemudian tersenyum lembut.
Ibu Shilla :"Iya, mamah nggak akan nyalahin Raka kok. Raka, maafin tante ya udah nuduh kamu sembarangan.."
Raka :"Iya tan, gapapa kok.. Yaudah Shill, kamu istirahat aja, aku pulang dulu ya.. Assalamu'alaikum (pakit Raka, lalu mencium tangan Ibu Shilla dan beranjak pulang kerumahnya)
Keesokan paginya..
Raka baru selesai mandi, dan ia merebahkan tubuhnya kembali ke kasur. Tiba-tiba ponsel Raka berbunyi, pertanda ada yang menelfonnya.
Raka :"Hallo?"
Ibu Shilla :"Hallo, Raka?"
Raka :"Iya, maaf ini dari siapa ya?"
Ibu Shilla :"Ini mamanya Shilla"
Raka :"Iya tan, ada apa? Maaf tadi Raka ngga liat usernamenya."
Ibu Shilla :"Shi... Shilla.."
Raka :"Shilla kenapa tan?"
Ibu Shilla :"Shilla.. Me.. Meninggal."
Raka :"Apa? Ngga mungkin, tante bohong kan? Tante pasti bercanda, ngga lucu tan."
Ibu Shilla :"Tante ngga bercanda, tante serius... Maafin tante ya."
Ponsel yang dipegang Raka itu terjatuh. Air matanya langsung menetes membasahi wajahnya yang memerah. Ia menghapus air matanya,,lalu mencoba menghubungi nomor tadi berkali-kali. Namun hasilnya, percuma. Yang terdengar hanya "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi." Raka tergeletak lemas, pandangannya tertuju pada 1 pesan masuk di hapenya.
Shilla sayang, Diterima @01.00 a.m
"Hai sayang, apa kabar? Semoga baik ya.. Aku cuma mau pamit sama kamu, jaga diri kamu baik-baik ya. Pesan aku jangan pernah lupain aku ya.. Semoga kamu bisa ngedapetin wanita yang lebih baik dari aku. Suatu saat nanti aku percaya, kita pasti akan ketemu lagi di keabadian. Aku sayang kamu"
Raka :"Aaaaaaaaa!!!" (Raka berteriak histeris, mengungkapkan semua kesedihannya hingga seisi rumah mendengarnya)
Kakak Raka :"Aduuh! Raka berisik banget sih! Ngga malu apa kedengeran sama tetangga." (kakak Raka segera menghampiri Raka. Ia terkejut melihat adiknya tengah menangis)
Kakak Raka :"Raka kenapa sayang?" (ia kemudian duduk disamping adik lelakinya)
Raka tak menggubris pertanyaan sang kakak. Air matanya terus menerus menetes.
Kakak Raka :"Raka, raka kesel ya sama kakak?" (ucap kakak Raka begitu pelan)
Raka hanya menggelengkan kepalanya. Ia memberikan ponselnya kepada kakaknya. Hal yang dirasakan oleh Raka kini juga dirasakan oleh kakanya. Air matanya seketika turun, namun ia masih mencoba menghibur adiknya yang mungkin masih shock.
Kaka Raka :"Raka, yang sabar ya. Mungkin semua ini emang takdir dan dibalik semua ini pasti ada hikmahnya. Kakak turut berduka sama kamu ya. Semoga Shilla tenang di alam sana, semoga kebaikannya di terima oleh Allah SWT dan ditempatkan di tempat yang paling indah. Amin." (hibur kakak Raka)
Raka :"Amin." (Raka berkata pelan disela tangisnya)
Sekian cerita dari gua. Cerita ini sebenernya sekedar renungan aja buat kalian. Dan kesimpulan dari gua sih "Hargai setiap detik yang kamu punya, karna gak selamanya kamu bisa bareng terus sama dia"
Oke, thank's buat yang udah baca cerita" dan artikel di blog gua. See you guys~ :* ({})
No comments:
Post a Comment